Contoh Dialog Agreement and Disagreement 2 & 3 Orang

Kumpulan contoh dialog agreement and disagreement 2 & 3 orang tentang kesehatan, sekolah, Covid-19, lingkungan dan sosial media.

Dialog Agreement and Disagreement
Contoh Dialog Agreement and Disagreement

Contoh Dialog Agreement and Disagreement Beserta Artinya

Pada postingan sebelumnya, kita sudah pernah membahas tentang agreement and disagreement, mulai dari pengertian, special expressions dan juga contoh kalimat. Kali ini Superonlline.com akan memberikan contoh dialog agreement and disagreement antara 2 dan 3 orang. Yuk, kita simak contoh dialog dibawah ini!

Dialog 1: Agreement & Disagreement Tentang Covid-19

Devi: Hi, John. What do you think about the Coronavirus? (Hai, John. Apa pendapat kamu tentang Virus Corona?)

John: I’m not sure. I’ve been hearing a lot of mixed reports. (Saya tidak yakin. Saya mendengar banyak berita dengan versi berbeda.)

Devi: I know. It’s hard to know what to believe. (Saya tahu. Sulit untuk mengetahui berita mana yang harus di percaya.)

John: I think we should be careful and take precautions, but I don’t think we should panic. (Kupikir kita harus berhati-hati dan mengambil tindakan pencegahan, tetapi kita tidak boleh panik.)

Devi: I agree with you. I think the media is over-blowing it a bit. (Saya setuju dengan kamu. Saya pikir media sedikit berlebihan.)

John: Yes, I think so too. But, we should still be careful. (Ya, saya pikir juga begitu. Tapi, kita tetap harus berhati-hati.)

Devi: Absolutely. I think the most important thing is to wash our hands and stay healthy. (Tentunya. Saya pikir yang paling penting adalah untuk selalu mencuci tangan dan jaga kesehatan.)

John: I completely agree. By the way, do you agree that the Coronavirus is a hoax? (Saya sangat setuju. Omong-omong, apakah kamu setuju bahwa Coronavirus adalah tipuan?)

Devi: No, I don’t agree with that. I think it’s a real virus and we should take it seriously. (Tidak, saya tidak setuju dengan statement itu. Saya pikir Covid-19 adalah virus yang nyata dan kita tidak boleh meremehkannya.)

Dialog 2: Tentang Sosial Media

Rodri: Hey, Jim. What do you think about social media? (Hei, Jim. Apa pendapat kamu tentang media sosial?)

Jim: I’m not a fan. I think it’s a waste of time. (Saya bukan penggemar sosial media. Kupikir sosial media hanya buang-buang waktu.)

Rodri: I disagree. I think it’s a great way to stay connected with friends and family. (Saya tidak setuju. Saya pikir ini cara yang bagus untuk tetap terhubung dengan teman dan keluarga.)

Jim: I see your point. But, I think it’s also a great way to waste time. (Saya mengerti maksud kamu. Tapi, saya pikir itu juga cara yang bagus untuk membuang waktu.)

Rodri: That’s true. But, I think it’s up to the individual to use it wisely. (Itu benar. Tapi, saya pikir tergantung individu untuk menggunakannya dengan bijak.)

Jim: I agree with you. But, I still think social media is a waste of time. What is your opinion about Social media Dara? (Saya setuju dengan kamu. Tapi, saya masih berpendapat bahwa menggunakan media sosial adalah buang-buang waktu. Apa pendapat kamu tentang media sosial, Dara?)

Dara: I’m afraid I have to disagree with you. I think social media is great. (Saya tidak setuju dengan pemikiranmu. Saya pikir media sosial itu bermanfaat.)

Rodri: I’m glad to hear that. I think social media can be a great tool if used wisely. (Saya senang mendengarnya. Saya pikir media sosial bisa menjadi alat yang bermanfaat jika digunakan dengan bijak.)

Jim: Well, I’m still not a fan. But, I suppose I can see the benefits. (Yah, aku tetap bukan penggemar sosial media. Tapi, saya kira saya bisa melihat manfaatnya.)

Dialog 3: Agreement & Disagreement Tentang Kesehatan.

Ozzy: Hey, Robb. Did you watch Dr. Oz last night? (Hei, Robb. Apakah kamu menonton Dr. Oz tadi malam?)

Robb: Yes, it featured the health benefits of acupuncture. (Ya, acaranya menampilkan manfaat kesehatan dari akupunktur.)

Ozzy: What do you think of it? (Apa pendapatmu tentang akupuntur?)

Robb: I’m not too sure. But, I disagree with Dr. Oz on one point. (Saya ga begitu yakin. Tapi saya tidak setuju dengan satu poin yang dokter Oz sampaikan.)

Ozzy: Oh, what’s that? (Oh, apa itu?)

Robb: He said that acupuncture is a form of alternative medicine. But, I think it’s more than that. (Ia mengatakan akupunktur merupakan salah satu bentuk pengobatan alternatif. Tapi, menurut saya akupuntur lebih dari itu.)

Ozzy: I agree with you. Acupuncture has been around for thousands of years and is still used today. (Saya setuju dengan kamu. Akupunktur sudah ada selama ribuan tahun dan masih digunakan sampai sekarang.)

Robb: Exactly. I think it’s worth trying out. (Tentunya. Saya pikir akupuntur layak untuk dicoba.)

BACA JUGA:

Dialog 4: Tentang Lingkungan

Tom: Hi, Sarah. What do you think about the state of our environment? (Hai, Sarah. Apa pendapat kamu tentang keadaan lingkungan kita?)

Sarah: I think it’s bad and getting worse. (Menurutku lingkungan kita semakin memburuk.)

Tom: I agree with you. I think we need to do something about it. (Saya setuju dengan kamu. Saya pikir kita perlu melakukan sesuatu.)

Sarah: Absolutely. We need to recycle more and use less plastic. (Tentu. Kita harus sering mendaur ulang sampah dan mengurangi penggunaan plastik.)

Tom: I completely agree. But, I think we also need to lobby the government to do more. (Saya sangat setuju. Tapi, saya pikir kita juga perlu melobi pemerintah untuk lebih pro aktif.)

Sarah: How about you Dave? What do you think about the state of our environment? (Bagaimana denganmu Dave? Apa pendapat kamu tentang keadaan lingkungan kita?)

Dave: I think it’s not as bad as people make it out to be. (Saya pikir itu tidak seburuk yang orang bayangkan.)

Tom: Really? I don’t agree with you. (Sungguh? Saya tidak setuju dengan kamu.)

Dave: I think the environment is fine. It’s not perfect, but it’s not as bad as people say. (Saya pikir lingkungan kita baik-baik saja. Tidak ada yang sempurna, tetapi tidak seburuk yang orang-orang katakan.)

Tom: I’m sorry, but I don’t agree with you. I think we need to do more to protect the environment. (Maaf, tapi saya tidak setuju dengan kamu. Saya pikir kita perlu berbuat lebih banyak untuk melindungi lingkungan.)

Dialog 5: Agreement & Disagreement Tentang Sekolah

Jane: Hi, Chloe. What do you think about school uniforms? (Hai, Chloe. Apa pendapat kamu tentang seragam sekolah?)

Chloe: I think they’re boring and uncomfortable. (Kupikir seragam sekolah itu membosankan dan tidak nyaman dipakai.)

Jane: I disagree. I think they’re practical and everyone looks the same. (Saya tidak setuju denganmu. Menurutku seragam sekolah itu praktis dan semua orang terlihat sama.)

Chloe: That’s true. But, I think they take away a student’s individuality. (Itu benar. Tapi, menurutku seragam menghilangkan individualitas siswa.)

Jane: I see your point. But, I think uniforms help students focus on their studies and not on their clothes. (Saya mengerti maksudmu. Tapi, saya pikir seragam membantu siswa fokus pada studi mereka dan bukan pada pakaian mereka.)

Chloe: That’s a good point. I hadn’t thought of that before. (Itu pemikiran yang bagus. Tidak terpikirkan olehku sebelumnya.)

Jane: So, you’re starting to see the benefits of uniforms? (Jadi, kamu mulai faham fungsi & manfaat dari seragam?)

Chloe: Yes, I suppose I am. (Ya, saya mengerti.)

Membuat dialog agreement and disagreement adalah cara yang bagus untuk berlatih percakapan bahasa Inggris, selain itu ini juga bisa menjadi conversation starter (pembuka pembicaraan) ketika kita bingung mau membahas apa.

Seperti pada contoh dialog agreement and disagreement diatas, kita bisa menggunakan kata-kata “Hey, what do you think of…?” atau “Do you agree…?” untuk memulai suatu pembicaraan. Jika lawan bicara tertarik dengan topik tersebut maka mereka akan merespon dan melanjutkan pembicaraan dengan kita.

Leave a Comment