10 Contoh Dialog Degrees Of Comparison

Contoh dialog degrees of comparison berikut akan memberikan pemahaman apa itu superlative degrees, comparative degrees dan juga superlative degrees.

Contoh Dialog Degrees Of Comparison
Contoh Dialog Bahasa Inggris Menggunakan Degrees of Comparison.

Degrees of comparison sering kali kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama ketika kita ingin menunjukkan bagaimana sesuatu berbeda dari yang lainnya.

Pengertian Degrees of Comparison

Jadi, apa itu degrees of comparsion? Dalam tata bahasa Inggris, degrees of comparison (derajat perbandingan) adalah tiga bentuk kata sifat dan kata keterangan yang digunakan untuk menyatakan tingkat kualitas atau kuantitas.

Jenis-Jenis Degrees of Comparison

Didalam bahasa Inggris, ada tiga jenis degrees of comparison untuk menjukkan tingkat perbandingan.

1. Positive degree

Positive degree digunakan untuk menjelaskan suatu perbandingan yang levelnya sama. Contoh;

He is a good boy. (Dia adalah anak yang baik.)

2. Comparative degree

Comparative degree digunakan ketika kita ingin membandingkan dua hal. Sebagai contoh;

He is a better boy than his brother. (Dia lebih baik dari saudaranya.)

3. Superlative degree

Superlative degree digunakan untuk membandingkan dua hal atau lebih. Sebagai contoh;

He is the best boy in his class. (Dia adalah anak laki-laki terbaik di kelasnya.)

Contoh Dialog Degrees Of Comparison Beserta Artinya

Dialog Degrees Of Comparison

Nah, dari pembahasan diatas, kita tentunya sudah mengerti apa itu degrees of comparison dan juga jenis-jenisnya. Sekarang kita lihat penerapannya dalam percakapan bahasa Inggris. Berikut Superonlline.com sajikan 10 contoh dialog degrees of comparison disertai artinya dalam bahasa Indonesia.

Dialogue 1

Jasmine: Hi, I’m looking for a new laptop. (Hai, saya sedang mencari laptop baru.)

Salesperson: Sure. What kind of laptop are you looking for? (Tentu. Laptop jenis apa yang sedang kamu cari?)

Jasmine: I need something that’s fast and has a lot of storage. (Saya membutuhkan laptop yang cepat dan penyimpanan yang besar.)

Salesperson: I have the perfect laptop for you. It’s our top-of-the-line model. (Saya punya laptop yang bagus untuk anda. Ini model laptop bagus yang kami punya.)

Jasmine: How much is it? (Berapa harganya?)

Salesperson: $2,000. (2000 dollar.)

Jasmine: That’s too expensive. (Itu terlalu mahal.)

Salesperson: Well, we have a cheaper model that’s just as good. It’s only $1,500. (Baiklah, kami punya laptop yang lebih murah dan sama baiknya.Harganya cuma $1.500.)

Jasmine: That’s a better price. How about the feature? (Itu harga yang lebih baik. Bagaimana dengan fiturnya?)

Salesperson: The first laptop is better than this one. (Laptop pertama lebih baik dari yang ini.)

Jasmine: How about that one over there? (Bagaimana dengan yang di sana?)

Salesperson: That is the best laptop ever made. That’s the most expensive one, too. (Itu laptop terbaik yang pernah dibuat. Itu juga yang paling mahal.)

Jasmine: Well, I’ll take the cheaper one. (Ok, saya beli yang lebih murah saja.)

Dialogue 2

Ronal: Hey, Dinho. Did you watch the football news last night? (Hei, Dino. Apakah kamu menonton berita sepak bola tadi malam?)

Dinho: Yes, I did. That was the worst incident in football history. (Ya, saya menontonnya. Itu insiden terburuk dalam sejarah sepak bola.)

Ronal: It was so sad. But, I don’t think that the incident in Kanjuruhan is the worst. (Menyedihkan. Tapi, kurasa insiden di kanjuruhan itu bukanlah yang terburuk.)

Dinho: So, which incident in the first place? (Jadi, insiden mana yang paling buruk?)

Ronal: The one that happened at the Estadio Nacional in Lima, Peru. (Yang terjadi di Estadio Nacional di Lima, Peru.)

Dinho: Well, I remember. That incident was worse than the one in Kanjuruhan. (Yah, aku ingat. Kejadian itu lebih parah dari yang terjadi di Kanjuruhan.)

Ronal: I agree with you. But, what do you think about the current situation in Kanjuruhan? (Saya setuju dengan kamu. Tapi, bagaimana menurut kamu tentang situasi di Kanjuruhan saat ini?)

Dinho: The situation is better now. The Indonesian football association is investigating the case. (Situasinya lebih baik sekarang. Asosiasi sepak bola Indonesia sedang menyelidiki kasus ini.)

Ronal: That’s good to hear. I hope they can find the culprit soon. (Senang mendengarnya. Semoga pelakunya segera ditemukan.)

Dialogue 3

Nina: Hey, Rina. Look at this burger. (Hei, Rina. Lihat burger ini.)

Rina: Wow, this burger is so big! (Wow, burger ini sangat besar!)

Nina: Yeah, it’s one of the biggest burgers I’ve ever seen. (Ya, itu salah satu burger terbesar yang pernah saya lihat.)

Rina: It’s bigger than any burger I’ve ever seen. (Ini lebih besar dari burger yang pernah saya lihat.)

Nina: It’s not just the size that’s impressive, it’s also the taste. This is the best burger I’ve ever had. (Bukan hanya ukurannya yang mengesankan, tapi juga rasanya. Ini burger terbaik yang pernah ku makan.)

Rina: I’ve never had a burger that tasted this good. (Saya belum pernah makan burger yang rasanya seenak ini.)

Nina: It’s the best burger in town. (Ini burger terbaik di kota.)

Dialogue 4

Josh: Hey, Brian. How are you? When do you come back from Indonesia? (Hei, Brian. Apa kabar? Kapan pulang dari Indonesia?)

Brian: Hey, I’m good. I have just come back two days ago. (Hei, aku baik. Saya baru saja kembali dua hari yang lalu.)

Josh: How’s your holiday? (Bagaimana liburanmu?)

Brian: It was great! I had so much fun. (Seru! Saya sangat bersenang-senang.)

Josh: Did you buy souvenirs? (Apakah kamu membeli suvenir?)

Brain: Yes, I bought a pack of Indonesian coffee. Would you like to try it? (Ya, saya membeli sebungkus kopi Indonesia. Apakah kamu ingin mencobanya?)

Josh: Yes, I would love to. Wow, It’s the best coffee I’ve ever had. (Ya, saya ingin mencobanya. Wow, ini kopi terbaik yang pernah rasa rasakan.)

Brain: It smells great. (Baunya enak.)

Josh: It tastes even better than Italian coffee. (Rasanya juga lebih enak dari kopi Italia.)

Brian: Really? I love Italian coffee. (Benarkah. Saya suka kopi Italia.)

Josh: This coffee is much better. (Kopi ini jauh lebih enak.)

BACA JUGA:

Dialogue 5

Jane: This new phone is amazing! (Ponsel baru ini luar biasa!)

Kennedy: Yeah, I know. It’s so much better than my old one. (Ya aku tahu. Ini jauh lebih baik daripada ponsel lama saya.)

Jane: It is! The camera is unbelievable. (Tentunya. Kameranya luar biasa.)

Kennedy: I know. And the battery life is incredible. (Saya tahu. Dan daya tahan baterainya juga luar biasa)

Jane: I’ve never seen a phone with such long battery life. (Saya belum pernah melihat ponsel dengan daya tahan baterai yang begitu lama.)

Kennedy: Me neither. It’s the best phone I’ve ever seen. (Saya juga belum pernah melihatnya sebelumnya. Ini adalah ponsel terbaik yang pernah saya lihat.)

Jane: Yeah. It might be the best, but the price is higher than iPhone. (Ya. Ini mungkin yang terbaik, tetapi harganya lebih tinggi dari iPhone.)

Kennedy: I don’t care. It’s worth it. (Saya tidak peduli. Ini sangat berharga.)

Dialogue 6

Liza: Hey, Rani. Have you watched “Crows Zero 2”? (Hei, Rani. Sudahkah kamu menonton “Crows Zero 2”?)

Rani: Yes, I did. It was awesome! (Ya, sudah. Filmnya bagus.)

Liza: I know, right? The action scenes were so cool. (Saya tau? Adegan aksinya keren banget.)

Rani: Yeah, they were. But I thought the first movie was better. (Ya, aksinya keren. Tapi kurasa film pertama lebih bagus.)

Liza: Really? I thought this one was better. (Betulkah? Kupikir yang ini lebih bagus.)

Rani: Well, they were both good, I guess. (Baiklah, keduanya sama bagusnya menurutku.)

Liza: Yeah, you’re right. They were both great movies. (Ya kamu benar. Keduanya sama bagusnya.)

Rani: It’s the best school movie I’ve ever seen. (Ini adalah film sekolah terbaik yang pernah saya lihat.)

Liza: I know. It’s the best movie period. (Saya tahu. Ini adalah periode film terbaik.)

Dialogue 7

Steven: Hey, Tony. What’s up? (Hei, Toni. Kamu lagi ngapain?)

Tony: Not much. Just hanging out at home. (Ga lagi ngapa-ngapain. Cuma santai-santai saja dirumah.)

Steven: That sounds boring. (Kedengarannya membosankan.)

Tony: It is. I’m so bored, I could die. (Ya. Saya sangat bosan, aku bisa mati.)

Steven: That’s the most boring I’ve ever heard someone sound. (Itu suara paling membosankan yang pernah saya dengar dari seseorang.)

Tony: I’m so bored, I could scream. (Aku sangat bosan, aku bisa histeris.)

Steven: That’s still not as bad as how bored I was yesterday. (Itu masih tidak seburuk betapa bosannya aku kemarin.)

Tony: How bored were you? (Seberapa bosan kamu?)

Steven: I was so bored, I wanted to kill myself. (Aku sangat bosan, sehingga aku ingin bunuh diri.)

Tony: Now that’s boredom! (Nah, itu menjemukan.)

Dialogue 8

Mia: I can’t believe we have to do this project together. (Aku tidak percaya kita harus mengerjakan proyek ini bersama-sama.)

Jasmine: I know. It’s so unfair. (Saya tahu. Itu sangat tidak adil.)

Mia: And on top of that, we have to do it with him. (Parahnya lagi, kita harus mengerjakannya dengan dia.)

Jasmine: I know. He’s such a slacker. (Saya tahu. Dia pemalas.)

Mia: He’s the biggest slacker I’ve ever seen. (Dia orang termalas yang pernah saya lihat.)

Jasmine: He’s the laziest person I’ve ever met. (Dia orang termalas yang pernah kutemui.)

Mia: I don’t think he’s even human. (Kurasa dia bukan manusia.)

Jasmine: I know. He’s a total waste of space. (Saya tahu. Dia benar-benar tak berguna.)

Mia: I know you are lazy, but he is lazier than you. (Aku tahu kamu pemalas, tapi dia lebih malas dari kamu.)

Jasmine: I know. He’s the laziest person alive. (Saya tahu. Dia orang termalas yang ada dibumi.)

Dialogue 9

Amy: This line is so long! (Antrian ini begitu panjang.)

Becky: I know. It’s taking forever. (Saya tahu. Sampai lebaran monyet ga bakal selesai.)

Amy: I’ve never seen a line this long. (Aku belum pernah melihat antrian sepanjang ini.)

Becky: Me neither. It’s the longest line I’ve ever seen. (Aku juga tidak. Ini adalah antrian terpanjang yang pernah saya lihat.)

Amy: I don’t think I can wait in this line. (Saya rasa saya tidak bisa antri di baris ini.)

Becky: Me neither. Let’s find another cashier with a shorter line. (Aku juga tidak. Mari kita cari kasir lain dengan antrian yang lebih pendek.)

Amy: That’s the shorter one. (Yang itu lebih pendek.)

Becky: You’re right. Let’s go there. (Kamu benar. Yuk antri disana.)

Dialogue 10

Samantha: This math test is so hard! (Tes matematika ini sangat sulit!)

Jessica: It’s the hardest math test I’ve ever taken. (Ini adalah tes matematika tersulit yang pernah saya dapat.)

Samantha: I don’t think I’m going to be able to pass it. (Kurasa aku tidak akan lulus.)

Jessica: Me neither. I’m going to fail for sure. (Sama. Aku pasti akan gagal.)

Samantha: I’ve never failed a math test before. (Saya tidak pernah gagal dalam ujian matematika sebelumnya.)

Jessica: Me neither. But this one is so hard, I’m sure we’re both going to fail. (Saya juga. Tapi yang ini sangat sulit, aku yakin kita berdua akan gagal.)

Samantha: I hope not. (Saya harap tidak.)

Jessica: Me too. But I don’t think we’re going to be able to avoid it. (Saya juga. Kurasa kita tidak bisa menghindarinya.)

Final Thought

Dari contoh dialog degrees of comparison diatas, kita tahu bagaimana cara menggunakan degrees of comparison ketika kita ingin membandingkan sesuatu (satu, dua atau lebih). Sekarang giliran anda untuk berlatih dan mempraktikkan dialog degrees of comparison kedalam percakapan bahasa Inggris kalian sendiri.

Leave a Comment